Monday, July 11, 2022

Biaya Sunat Klamp

Biaya Sunat Klamp

 

 



Bagi banyak anak laki-laki, sunat menjadi salah satu proses kehidupan yang ‘menyeramkan'. Karena itu, tidak heran jika masih ditemui banyak orang yang belum disunat meskipun umurnya menginjak dewasa. Nach, untuk memupus stigma seram tersebut, saat ini ada beberapa metode sunat yang lebih ‘bersahabat", salah satunya smart klamp. Diklaim tanpa pendarahan, tanpa jahitan, dan membutuhkan waktu yang singkat, biaya sunat dengan sistem ini rata-rata ratusan ribu rupiah per pasien.

Sunat atau khitan, dengan istilah medis sirkumsisi, ialah prosedur bedah minor yang dilakukan sebagai modifikasi bagian tubuh dengan melakukan insisi pada bagian preputium. Pasalnya , di bagian preputium tersebut, terdapat koloni bakteri yang tumbuh dan berkembang pada enam bulan pertama kehidupan, yang berpotensi menjadi faktor resiko infeksi saluran kemih.

Sunat Klamp

Sunat klamp ialah metode sunat yang dilakukan menggunakan alat klamp (seperti tabung) yang akan dipasang saat sunat dilakukan.
Sunat klamp berfungsi untuk menentukan lokasi sayatan sunat, menutup pendarahan dan ujung satu lagi yang berfungsi sebagai keluar urine.

Metode sunat klamp ini menawarkan banyak kelebihan. Setelah sunat, alat kelamin pasien bisa langsung terkena air karena luka ditutup tabung.

Selain itu, metode ini tidak menggunakan jahitan.
Sehingga hasilnya lebih bagus, sayatan luka alami memakai pisau bedah, tanpa resiko perdarahan, proses sunat lebih cepat (rata-rata 10 menit), dan perawatan yang mudah.


Kelebihan Sunat Smart Klamp

Umumnya, anak-anak akan gentar jika mendengar kata ‘sunat' karena metode konvensional yang dilakukan cenderung menakutkan untuk mereka. Nach, untuk memberikan ‘kenyamanan' pada anak-anak, saat ini sudah hadir metode smart klamp, yang di-claim sangat praktis atau mudah. Kelebihan lainnya metode ini ialah pasien tidak perlu lagi membutuhkan waktu berlama-lama untuk beraktivitas pasca-khitan.

Lalu, apa itu metode smart klamp? Dilansir dari situs Klinik Mutiara Cikutra, smart klamp ialah metode sunat yang dilakukan menggunakan alat klamp (seperti tabung) yang akan dipasang saat sunat dilakukan. Smart klamp berfungsi untuk menentukan lokasi sayatan sunat, menutup pendarahan dan ujung satu lagi yang berfungsi sebagai keluar urine.

Masih menurut referensi yang sama, metode sunat dengan smart klamp ini menawarkan banyak kelebihan. Setelah sunat, alat kelamin pasien bisa langsung terkena air karena luka ditutup tabung. Selain itu, metode ini tidak menggunakan jahitan sehingga hasilnya lebih bagus, sayatan luka alami memakai pisau bedah, tanpa resiko pendarahan, proses sunat lebih cepat (rerata 10 menit), dan perawatan yang mudah.


Sunat Klamp Lebih Aman dan Biayanya

Selain sunat dengan metode laser, kini berkembang sunat klamp. Sunat klamp ialah teknis sunat dengan memasang alat penjepit di kulit penis
Tepatnya di ujung kulup/ prepusium penis untuk menggantikan fungsi jahitan pada sunat konvensional/ sunat laser.

Kelebihan dari sunat klamp antara lain aman, lebih cepat, tanpa jahitan, hasil estetika bagus, dan usai sunat pasien dapat langsung main dan mandi.
Metode klamp terdiri dari beberapa jenis. Yaitu, sunat alis klamp, madian klamp, smart klamp, sunathrone klamp, dan banyak lainnya.

Yang banyak pesertanya di klinik Smart sunat klamp. Pemasangan alat klamp relatif lebih mudah dan cepat. Ukuran klamp lebih besar, sehingga terlihat menonjol saat beraktivitas
Alat klamp dipasang 5 - 7 hari pada penis. Pada pasien dewasa pakai perban gulung
Biaya sunat metode smart klamp ialah Rp. 1.950.000.


Proses sunat klamp

Hal yang harus diperhatikan sebelum mengerjakan sunat ini ialah pemilihan klem yang sesuai ukuran penis anak. Penting juga untuk memastikan penjepit yang digunakan dalam proses ini bersifat sekali pakai untuk menghindari nekrosis.
Nekrosis dapat menyebabkan matinya sel dan jaringan pada penis.
Setelah alat dan pasien siap, dokter akan menutup penis dengan kain steril yang tengahnya berlubang. Penis anak selanjutnya disuntik bius lokal atau menggunakan cream anestesi.
Berikut ini ialah langkah-langkah sunat smart klamp:
• Probe (semacam batang besi kecil) dimasukkan ke bagian kulup anak untuk membersihkan area tersebut, tapi tidak sampai membuka uretra (saluran kencing).
• Dengan menggunakan klem lurus, punggung kulup akan dijepit untuk meminimalkan perdarahan, tapi bagian uretra tidak terjepit.
• Dengan gunting, area pertengahan kulup yang di-klamp akan digunting untuk persiapan penyisipan bel pada klem.
• Dengan menggunakan kassa, kulup ditarik hingga bagian leher penis, lalu diposisikan kembali, kemudian kedua ujung tepi yang telah dipotong dijepit dengan klem.
• Dokter kemudian akan memilih ukuran bel yang sesuai dengan ukuran penis anak, lalu bel dimasukkan ke bawah kulup hingga terpasang dengan benar.
• Klem lalu dipasang, kemudian dokter mengukur banyaknya kulup yang akan dipotong.
• Setelah pasti, klem akan dikencangkan, tunggu 5 menit, baru dilakukan pemotongan kulup. Kondisi klem dan bel masih terpasang di penis anak.
• Sesudah hasil sunat dirasa sudah rapi, klem akan terlebih dahulu dicopot, kemudian bel dilepaskan menggunakan kain kassa.


Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Memutuskan Menggunakan Metode Sunat Klamp

Meski tergolong aman untuk dilakukan pada anak, namun ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan sebelum membawa Si Kecil melakukan khitan dengan metode klamp. Salah satunya adalah jika anak memiliki kondisi fimosis.

Fimosis merupakan kondisi ketika kulup penis melekat erat ke kepala penis dan menyebabkan penyempitan. Ini disampaikan dr. Azwin Kamar, BMedSci, Sp.B dalam siaran langsung di Instagram bersama dokter spesialis anak dr. Miza Dito Afrizal, BMedSci, Sp.A (7/10).

"Kalau ada fimosis, baiknya dokter bedah," ujar dr. Azwin. "Karena tekniknya ada sedikit perbedaan, ada yang kita harus benar-benar bersihkan dan keluarkan pada saat kita operasi . Jadi harus dibersihin banget gitu."

Selain fimosis, sunat klamp tak dapat dilakukan pada anak yang terkena hipospadia atau kelainan letak lubang kencing dan pada anak yang memiliki ibu dengan infeksi virus HIV.


Baca Juga : Kesehatan Gigiku

No comments:

Post a Comment